Weekly Insigts: Kondisi Pasar Tenaga Kerja di Amerika Serikat Hingga Upah Minimum di Indonesia
Pasar Tenaga Kerja AS yang Berdampak Secara Global
Pada bulan November, pencapaian Non-farm payrolls (NFP) sebesar 199.000 melebihi perkiraan, memberikan gambaran positif tentang ketahanan pasar tenaga kerja AS. Sementara itu, tingkat pengangguran menurun secara tak terduga dari 3,9% menjadi 3,7%, menciptakan pemandangan lapangan kerja yang semakin kuat.
Takeaways:
- Kami melihat, sektor kesehatan mengalami peningkatan yang signifikan, sementara sektor ritel mengalami penurunan akibat dari perlambatan ekonomi yang terjadi. Sektor industri manufaktur dan informasi telah kembali pulih setelah melewati masa pemogokan.
- Pertumbuhan pasar tenaga kerja dan upah yang melampaui ekspektasi menimbulkan kekhawatiran inflasi yang muncul dari penguatan ini. Saat ini pasar telah melakukan proyeksi dimana the Fed memiliki kemungkinan untuk mempercepat melakukan cut pertamanya di kuarter pertama tahun 2024. Tetapi, jika pasar tenaga kerja yang tetap menguat proyeksi untuk melakukan cut dapat berubah menjadi pertengahan pertama tahun 2024.
- Menurut kami, dampak dari tren pasar tenaga kerja ini dapat menyebabkan dinamika yang dirasakan secara global. Seperti akan terjadinya lonjakan imbal hasil UST Bond 10 tahun yang akan menyebabkan perbedaan imbal hasil dengan negara berkembang yang semakin tinggi hingga berakhir pada fluktuasi mata uang.
Inflasi di AS dan Kebijakan Suku Bunga the Fed
Inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) di Amerika Serikat mengalami penurunan menjadi 3,1% secara YoY pada bulan November. Meskipun begitu, inflasi inti CPI tetap bertahan di 4,0% YoY dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Walaupun angka inflasi inti masih melampaui target Federal Reserve sebesar 2%, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga dalam kisaran 5,25–5,50% pada bulan Desember.
Takeaways:
- Dari analisis kami, terlihat bahwa tren penurunan inflasi sedang terjadi terutama pada inflasi energi, yang mengalami penurunan signifikan, hal ini dipicu oleh turunnya harga bensin yang tinggi. Namun, inflasi ‘core service ex housing’ masih tetap tinggi karena ketahanan pasar tenaga kerja yang kuat di Amerika Serikat.
- Pada pertemuan terakhir, Federal Reserve menyatakan pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi AS telah melambat sejak kuartal ketiga 2023 dan diperkirakan akan terus melambat hingga tahun 2024. Dalam jangka panjang, tingkat pengangguran diproyeksikan mencapai 4,1% pada akhir 2024, sementara inflasi diharapkan secara bertahap menurun hingga mencapai 2% pada akhir tahun 2026.
- Oleh karena itu, dalam pertemuan tersebut, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga dan memberikan sinyal 'dovish' yang mengejutkan terkait proyeksi suku bunga di tahun 2024. Mereka diperkirakan akan melakukan tiga kali pemotongan suku bunga, sehingga tingkat suku bunga diperkirakan berada dalam kisaran 4,50% - 4,75% pada akhir tahun 2024, sesuai dengan harapan pasar.
- Secara keseluruhan, saat ini pasar masih mengalami fluktuasi yang signifikan dan sedang melakukan penyesuaian terhadap kebijakan yang akan datang. Di sisi Indonesia, kami meyakini bahwa negara ini akan mendapatkan manfaat yang positif sebagai negara berkembang dengan arus masuk modal asing yang meningkat dari penurunan ‘risk-free’ suku bunga AS.
Sentimen Indeks Keyakinan Konsumen di Indonesia
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami sedikit penurunan dari 124,3 poin pada bulan Oktober menjadi 123,6 poin pada bulan November. Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), yang turun dari 114,4 poin pada Oktober menjadi 113 poin pada November.
Takeaways:
- Kami menganggap bahwa penurunan ini dapat diatribusikan kepada siklus pelemahan bisnis yang umumnya terjadi menuju akhir tahun, ditambah dengan antisipasi terhadap keputusan pemerintah mengenai kenaikan upah minimum regional yang dapat menyebabkan perlambatan sementara dalam perekrutan karyawan.
- Pertumbuhan upah minimum saat ini terlihat lebih moderat, didukung oleh peningkatan permintaan baik dari pasar domestik maupun ekspor. Faktor-faktor ini diharapkan akan merangsang ekspansi bisnis pada tahun mendatang. Selain itu, stabilitas politik yang diharapkan terjadi diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan untuk aktivitas bisnis yang lebih baik.
- Secara keseluruhan, kami menyimpulkan bahwa meskipun terjadi fluktuasi kecil, prospek keseluruhan tetap positif, didorong oleh perbaikan yang diantisipasi dalam upah minimum regional, pertumbuhan permintaan domestik, dan stabilitas politik yang terjaga. Perilaku konsumen dan kegiatan bisnis siap menghadapi tantangan dan memiliki pandangan optimis untuk beberapa bulan mendatang.
Tim Investasi dan Riset Simpan Asset Management terdiri dari beberapa profesional pasar modal yang berlisensi WMI dan RSA. Tim kami setiap harinya melakukan analisa setiap instrumen investasi, kondisi makro dan mikro ekonomi serta sektoral agar dapat menjadi pertimbangan pengelolaan dana serta merangkum dan menyajikan informasi bermakna bagi Anda.