Weekly Insights: Dinamika Penguatan Rupiah
Inflasi AS Turun Melebihi Ekspektasi
Inflasi tahunan AS melandai ke level 3,2% YoY pada Oktober 2023 (vs. September 2023: inflasi 3,7% YoY), lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 3,3% YoY. Secara bulanan, inflasi AS tidak berubah pada Oktober 2023 (vs. September 2023: inflasi 0,4% MoM), lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi sebesar 0,1% MoM.
Takeaways:
- Menurut kami, laporan penurunan inflasi yang melebihi ekspektasi diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran the Fed dalam melakukan pengetatan moneter. Kami berasumsi jika tingkat suku bunga sekarang sudah mencapai puncaknya dan diperkirakan suku bunga the Fed akan dipangkas pada pertengahan tahun 2024.
- Hasil ini memberikan kabar positif di pasar keuangan sehingga asset allocation pasar dapat didiversifikasi ke dalam instrumen yang berisiko seperti saham dan obligasi (risk-on). Dengan hal ini, kami pun mengambil posisi sebagian ke dalam pasar saham dan menunggu untuk masuk sepenuhnya ketika ekonomi sudah mulai mengalami pemulihan dan kepastian.
- Kedepannya kami akan terus memantau dan memperhatikan perkembangan moneter secara domestik dan global untuk melihat peluang bagi kami dalam mengambil posisi dan mendapatkan keuntungan dari perubahaan kebijakan dan pertimbangan asset allocation.
Neraca Perdagangan Indonesia Mengalami Surplus
BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 3,48 miliar dolar AS pada Oktober 2023 (vs. September 2023: surplus 3,42 miliar dolar AS), melampaui estimasi konsensus yang memperkirakan surplus 3 miliar dolar AS. Ekspor turun -10,43% YoY (vs. konsensus: -15,35% YoY), sedangkan impor turun -2,42% YoY (vs. konsensus: -7,4% YoY). Realisasi ekspor dan impor pada Oktober 2023 menandai penurunan dalam 5 bulan beruntun.
Takeaways:
- Meskipun terjadi surplus perdagangan, realisasi ekspor dan impor pada Oktober 2023 menandai penurunan dalam lima bulan beruntun. Penurunan ini akibat dari turunnya harga komoditas, terutama batu bara dan kelapa sawit. Meskipun ekspor non-minyak dan gas menunjukkan perbaikan, tantangan ketergantungan ekspor Indonesia pada komoditas masih tetap ada.
- Surplus ini tetap dapat menjadi tambahan amunisi bagi cadangan devisa Indonesia yang saat ini terus mengalami penurunan yang disebabkan oleh intervensi pasar mata uang dan aliran modal asing keluar.
- Kami melihat keberlanjutan surplus perdagangan dapat meredakan sebagian tekanan pada pasar mata uang. Meskipun demikian, kami memproyeksikan bahwa surplus ini akan terus menyusut di tengah penurunan harga komoditas dan kebijakan suku bunga global yang ketat.
Tim Investasi dan Riset Simpan Asset Management terdiri dari beberapa profesional pasar modal yang berlisensi WMI dan RSA. Tim kami setiap harinya melakukan analisa setiap instrumen investasi, kondisi makro dan mikro ekonomi serta sektoral agar dapat menjadi pertimbangan pengelolaan dana serta merangkum dan menyajikan informasi bermakna bagi Anda.