Minggu ini kami memilih mengangkat berita tentang melemahnya kembali nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS ke level Rp 16.160 (Rabu, 25/05). Apa dampaknya ini terhadap portofolio Anda?

Kami sudah rangkum untuk Anda, agar Anda dapat mengambil keputusan investasi yang bijak di situasi ini. Berikut rangkumannya:

  1. Untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia telah mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,25%, sesuai dengan ekspektasi ekonomi.
  2. Bank Indonesia juga memperbesar penawaran lelang SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) sebanyak IDR 50 Triliun/lelang untuk menarik investor asing berinvestasi di Indonesia. Ini dapat membantu menahan laju keluarnya investor asing dari pasar Indonesia. Hal ini dapat mengurangi volatilitas dan menjaga nilai tukar rupiah.
  3. Saat ini, sebagian besar konsensus sudah memproyeksikan bahwa BI rate sudah berada di puncaknya, tetapi ada beberapa ekonom masih melihat kemungkinan adanya kenaikan BI Rate sebanyak satu kali lagi hingga akhir tahun 2024.
  4. Dengan melemahnya Rupiah saat ini, hal ini berakibat terhadap penurunan pasar saham dan obligasi. Meski demikian, kami melihat koreksi ini adalah momentum yang tepat untuk berinvestasi untuk mengoleksi saham-saham bluechip yang saat ini valuasinya semakin rendah dengan fundamental yang masih kuat. 

Investor dengan tujuan jangka panjang dapat menempatkan dana pada Reksa Dana Simpan Balanced Fund. Reksa Dana ini berfokus pada tujuan jangka panjang dan berisi saham-saham bluechip seperti, Bank BCA (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), BNI (BBNI), dan BRI (BBRI). Dengan profil risiko moderat, produk ini mampu menargetkan imbal hasil 7-8% per tahunnya, sehingga mampu mengalahkan inflasi Indonesia.

Pelajari Reksa Dana Simpan Balanced Fund lebih lanjut dengan klik di sini.

Butuh diskusi dengan Co-Founder Simpan sebelum investasi dengan Simpan? Book sesi konsultasi 15 menit melalui link ini.